My Blog List

Saturday, October 16, 2021

Socio Psychological dan Socio Cultural

Psikologi sosial dan Sosio Kultural

A. Psikologi Sosial

Apa yang membentuk sikap kita? Kenapa beberapa orang di antara kita bisa menjadi pemimpin hebat sementara yang lainnya hanya sekedar pengikut atau mungkin pemimpin-pemimpin yang biasa-biasa saja? Bagaimana prasangka itu ada, kenapa ada, dan bagaiamana kita mengatasinya? Bagaimana perilaku kita mengalami penyesuain terhadap lingkungan sekitar kita?

Psikologi sosial berbicara isu-isu yang mempunyai dampak besar terhadap Kesehatan dan kehidupan manusia sebagai individu, dari mulai mempelajari dan memahami misalnya perilaku perundungan (bullying behavior) sampai pada analisis mengapa masyarakat kadang-kadang gagal untuk menolong seseorang yang sedang memiliki kebutuhan.

Menurut psikolog Gordon Allport dalam (Cherry, 2020), psikologi sosial menggunakan metode ilmiah untuk memahami dan menjelaskan bagaiamana pikiran, perasaan dan tingkah laku seseorang atau individu dipengaruhi dengan keadaan, khayalan, atau kehadiran orang-orang lain." Dengan kata lain, psikologi sosial adalah tentang bagaiamana memahami perilaku-perilaku individu dipengaruhi oleh lingkungan sosial sekitarnya. Menurut Brehm dan Kassin (1996), “Psikologi sosial adalah studi tentang bagaiamana orang mempersepsi, mengingat, dan memaknai informasi tentang dirinya dan orang lain” sedangkan Baron dan Byrne mendefinisikannya sebagai disiplin ilmu yang berusaha memahami sifat dan penyebab dari perilaku dan pikiran individu dalam situasi sosial. (Baron & Byrne, 1994).

Kita tentu pernah mengalami dalam keseharian kita bagaimana sikap dan perilaku kita kadang terbentuk dan terwujud karena kehadiran orang lain di dekat kita bahkan dalam mengambil sebuah keputusan yang penting untuk diri kita.  Bayangkan jika situasinya berbeda, kita hanya sendiri saja tanpa kehadiran orang lain di dekat kita. Apakah lahir sikap dan perilaku yang sama? Apakah kita mengambil keputusan yang sama?

Keputusan-keputusaan yang kita buat dan perilaku-perilaku yang kita tunjukkan mungkin bergantung tidak hanya pada berapa banyak orang yang hadir disekitar kita tapi juga bagaiamana diri kita menempatkan diri kita di lingkungan tersebut. The decisions you make and the behaviours you exhibit might depend on not only how many people are present but exactly who you are around. (Cherry, 2020). Bagaiamana kita menempatkan diri kita dan bersama siapa kita berada akan memiliki konsekuensi perilaku yang berbeda. Jika kita tengah hadir di tengah teman-teman dekat kita, mungkin kita akan menunjukkan perilaku A namun jika kita tengah hadir di tengah orang-orang yang mungkin atasan-atasan kita dalam pekerjaan perilaku A mungkin tidak muncul tapi perilaku B. Dengan demikian, bagaimana kita memandang orang lain atau bagaimana kita berpikir orang lain memandang diri kita berperan sangat penting dalam melahirkan perilaku-perilaku dan keputusan-keputusan kita. Dengan fakta ini, berarti orang-orang di sekitar kita akan membentuk pikiran kita, memengaruhi perasaan kita, memengaruhi mood, perilaku dan persepsi kita. Kehadiran orang orang-orang di sekitar kita akan membuat perbedaan dalam setiap keputusan dan Tindakan yang akan kita ambil. 

Kedua gambar di bawah ini adalah ilustrasi bagaiamana seseorang berperilaku dalam dua kondisi atau lingkungan berbeda. Ketika berkumpul dengan teman-temen seseorang mungkin dapat memilih berperilaku yang relatif santai, informal, cenderung bebas bertingkah laku sementara jika seseorang berada di kantor, berdiskusi pekerjaan dengan rekan atau boss seseorang mungkin memilih untuk bersikap lebih profesional, lebih serius, lebih hati-hati dibanding saat berkumpul dengan teman-teman dalam suasana santai.

Ilustrasi : Berkumpul bersama teman-teman
















Ilustrasi : Berdiskusi dengan rekan kerja dan atasan


                                             














Psikologi sosial melihat komunikasi sebagai interaksi interpersonal di bawah payung pendekatan perilaku, menitikberatkan pada masalah-masalah  rangsangan (stimuli) dan response (reaction). Psikologi sosial berbicara soal sebab-akibat dari sebuah proses komunikatif, berbicara tenang ekspresi, interaksi dan pengaruh. (Cherry, 2020)

Psikologi sosial sebagai sebuah pendekatan dalam ilmu komunikasi dapat digunakan untuk membentuk kesadaran sosial atau membentuk perilaku sosial seperti yang ditunjukkan pada kampanye-kampanye sosial, Gerakan sosial untuk menumbuhkan kesadaran dan perilaku bersama yang diinginkan.  Contoh dalam gambar Gerakan 1000 langkah oleh produsen susu Anlene.

 Gambar : Kampanye gerakan 1000 langkah Anlene



                                           













Topik-topik dalam Psikologi sosial (Socio-Psychological),

Berikut di bawah ini adalah topik-topik dalam psikologi sosial :

1.Perilaku kelompok (group behaviour)

Aktivitas yang dikerjakan kelompok secara keseluruhan atau individu yang menjadi anggota kelompok tersebut. Kondisi ini berlaku khususnya bagi beberapa tindakan yang mendapat pengaruh, baik langsung maupun tidak oleh kelompok.(American Psychological Association, 2020)


                                            














Ilustrasi :perilaku kelompok (group behaviour)

2. Persepsi sosial (social perception)

Persepsi sosial terkait dengan isu-isu atau studi bagaiamana seseorang membentuk impresi dan mengambil kesimpulan pada orang lain.

Ilustrasi : Persepsi sosial 

                                           
3.Kepemimpinan (leadership)
Kemampuan individu dalam memengaruhi orang lain atau sebuah kelompok. "Leadership is the capacity to translate vision into reality” menurut Warren Bennis dalam (Psychology Today, 2021), salah seorang perintis dalam penelitian soal kepemimpinan.

                                                   
                                                    










Ilustrasi kepemimpinan (leadership)

4.Prasangka (prejudice)
Prasangka merupakan penilaian yang terlampau tergesa-gesa berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifatnya berat sebelah dan dibarengi Tindakan yang menyederhanakan suatu realitas. Menurut Kartono dalam. (wikipedia, 2021)













5.Konformitas (conformity)

Konformitas adalah salah satu bentuk pengaruh sosial terkait perubahan keyakinan/perilaku agar sesuai dengan kelompoknya. (McLeod, 2016)















6.Agresi (aggression)

Mengacu pada perilaku yang dapat menyebabkan luka baik secara fisik atau psikis pada diri sendiri atau orang lain atau objek tertentu. (Cherry, 2020)









7.Perilaku nonverbal (nonverbal behavior)
Perilaku manusia dalam berkomunikasi baik secara sengaja atau tidak sengaja selain menggunakan verbal seperti ekspresi wajah, intonasi suara, gesture tubuh dll. (Pam, 2013)













2. Sosio-Kultural (Socio-Cultural)

Sosio-Kultural  sendiri sebenarnya bagian dari pemikiran Psikologi sosial. Sosio-kultural merupakan salah satu perspektif dari sekian banyak perspektif dalam Psikologi sosial seperti : Perspektif Evolusi (William McDaugall, Sigmund Freud); Perspektif Belajar sosial (Albert bandura dengan Social learning theory nya,  John Thibaut dan Harold Kelley dengan Social exchange theory); Perspektif sosio-kognitif (teori-teori seperti casual-attribution theory, cognitive dissonance theory, balance theory).

Perspektif sosio-kultural berpendapat bahwa perilaku sosial yang beragam adalah perilaku yang dipengaruhi oleh latar belakang kulutral, struktur dan norma sosial. Perilaku sosial dengan demikian dapat dikatakan sebagai hasil sosialisasi dan adaptasi terhadap pola perilaku, peran sosial dan struktur sosial yang berkembang  di sebuah masyarakat (terbentuk dari satu generasi ke generasi yang berikutnya). Pengaruh sosio-kultural sangat besar dalam pembentukan perilaku sosial. Begitu besarnya pengaruh faktor sosio-kultural bahkan menurut pandangan post-modernisme peran individu relative pasif. Kepribadian dan individualitasnya menjadi absurd karena peran sosial, struktur sosial, gaya hidup dan citral sosial lebih penting daripada jati dirinya. (Rahman, 2014)

Sociocultural theory is an emerging theory in psychology that looks at the important contributions that society makes to individual development. This theory stresses the interaction between developing people and the culture in which they live. Sociocultural theory also suggests that human learning is largely a social process. (Cherry, 2020)

Dalam perspektif sosio-kultural untuk memahami perilaku individu dibutuhkan pengetahuan tentang bagaiamana konteks kulturalnya dimana perilaku itu muncul. Sosio-kultural menguji bagaimana pengaruh sosial dan lingkungan kultural dalam mempengaruhi perilaku. (Matsumoto & Juang, 2011)

3. Perbedaan Psikologi sosial dan Sosio-Kultural:

Penulis mencoba membuat rumusan untuk memahami perbedaan kedua tradisi ini  dalam tabel di bawah ini. (Craig, 2007)

 

Socio-Psychological

Socio – Cultural

Fokus pada perilaku individu secara sosial, variable-variable psikologis, pengaruh pada individu, personalitas, persepsi dan kognisi.

 

Psikologi sosial memandang komunikasi sebagai pengaruh interpersonal (communication as interpersonal influence)

 

Psikologi sosial melihat individu sebagai sebuah entitas dengan karakateristiknya dan bebas menentukan perilaku (with free behavior)

 

Pendekatan psikologi sosial focus pada pikiran individu (individual mind) sebagai basis dalam memproses, memahami dan menyebarkan informasi.

 

 

Fokus pada tradisi ini adalah pada komunikasinya, memproses pesan, yang memberikan penekanan bagaiaman individu itu men-design pesan, bagaiamana receiver memproses informasi dan bagaimana pengaruh atau impact sebuah pesan pada individu.

 

 

 

Fokus dan menekankan pada pemahaman bagaiamana sebuah makna, norma, peran dan aturan itu bekerja dan berinteraksi dalam komunikasi.

 

Teori sosio kultural menempatkan realitas bukan sebagai objek yang berada di luar kita tapi sebagai hasil dari proses konstruksi melalui proses interaksi individu dalam group, komunikasi dan kultur.

 

Tradisi ini focus pada pola interaksi antara individu. Dimana interaksi itu sendiri adalah sebuah proses, dimana makna (meaning), peran, aturan dan nilai-nilai kultural bekerja.

 

Meskipun individu memproses informasi secara kognitif, dalam tradisi ini kurang memberikan perhatian pda komunikasi individu secara pribadi.

 

Studi Socio cultural ini focus dalam hal memahami bagaimana orang menciptakan sebuah realitas dari kelompok sosialnya, organisasi atau budayanya.

“ understanding HOW PEOPLE ARE

CREATING THE REALITY OF THEIR

SOCIAL GROUP, ORGANIZATION,

OR CULTURE”



Makna sosial pada kedua tradisi ini ditempatkan dalam konteks yang berbeda. Pada Psikologis sosial dimana penekanan focus pada individu, makna sosial menunjukkan bahwa ada varibel selain diindividu tersebut yang membentuk perilaku (dalam hal ini contohnya : family, religion, wealth, society ) sehingga interaksi dengan faktor internal individu kemudian menghasilkan socio Psychology.


   Gambar : unsur-unsur dalam Socio-psychology

https://businessjargons.com/socio-psychological-theory.html

 

Dalam Socio-Cultural, kata social menunjukkan ruang lingkup interaksi, atau medium terjadinya interaksi dimana makna (meaning), peran, aturan dan nilai-nilai kultural bekerja.

 


Gambar : Model socio-cultural developed by Lev Semyonovich Vygotsky

http://sites.gsu.edu/bmartin48/2017/03/28/sociocultural-approach/

 

Contoh peristiwa sebagai ilustrasi Psikologi sosial dan socio cultural.

 

Contoh Peristiwa Psikologi sosial

Contoh peristiwa Socio Cultural

  Seorang perempuan melakukan olah raga mandiri , sebuah perilaku yang dihasilkan atas kebebasan perilaku (memilih berolah raga utk menjaga Kesehatan)

   Psikologi sosial melihat individu sebagai sebuah entitas dengan karakateristiknya dan bebas menentukan perilaku (with free behavior)

https://www.bing.com/images/

 

 Guru dan murid-muridnya di dalam kelas berinteraksi dalam sebuah mata pelajaran.

Di dalamnya terjadi proses interaksi dimana makna (meaning), peran, aturan dan nilai-nilai kultural bekerja.

https://www.bing.com/images/

 

Seorang anak lelaki asyik menikmati permain gitar. Sebuah perilaku yg lahir atas dorongan sebagai individu utk memilih bermain gitar, menyukai alat music dan memilih bermain gitar.

https://www.bing.com/images/

-           

 


Sebuah tradisi pernikahan di Bali, dimana tradisi menikah berdasarkan atas konstruksi budaya/sosial masyarakat Bali secara turun temurun. Di dalamnya disepakati nilai-nilai, aturan sosial bersama bahwa misalnya menikah dalam tradisi Bali harus sesuai dengan tradisi dan adat yang berlaku

https://www.bing.com/images/

 

 

 

References

American Psychological Association. (2020). Retrieved from APA Dictionary of Psychology: https://dictionary.apa.org/group-behavior

Baron, R. A., & Byrne, D. E. (1994). Social Psychology : Understanding Human Interaction. Hammond: Allyn & Bacon.

Cherry, K. (2020, July 05). Verywell Mind. Retrieved from verywellmind.com: https://www.verywellmind.com/social-psychology-4157177

Craig, R. (2007). Theorizing Communication : Reading across traditions. Sage.

Matsumoto, D., & Juang, L. (2011). Culture and Psychology. Belmont: Wadswoth cengage learning.

McLeod, S. (2016). Simplypsychology. Retrieved from Simplypsychology.org: https://www.simplypsychology.org/conformity.html

Pam, M. (2013, April 7). Non Verbal Behavior. Retrieved from PsychologyDictionary.org: https://psychologydictionary.org/nonverbal-behavior/

Psychology Today. (2021). Retrieved from Psychologytoday.com: https://www.psychologytoday.com/us/basics/leadership

Rahman, A. A. (2014). Psikologi sosial. Jakarta: Raja Grafindo.

wikipedia. (2021, Mei). Retrieved from wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Prasangka

 

 

 


 

  


No comments:

Post a Comment

Consumer Decision-Making Process (Case: high involvement purchases)

Chapter 1 Introduction In this paper we will discuss about the consumer decision-making process especially for high involvement purchases   ...